Senin, 09 Februari 2009

MENCARI SEORANG AYAH

Ruang kerja Herman telah sepi setelah pegawai meninggalkan ruang kerja , semua telah pergi dan meninggalkan tempat kerja masing masing. Hanya Feri yang masih beerkutat dengan pekerjaannya.
Feri yang kali ini mengerjakan perbaikan mesin dan terpaksa bekerja sendirian , masih berada diantara beberapa mesin besar .
Tak lama kemudian dengan tubuh gemetsr dan rasa takut Feri pun bergegas meninggalkan segala aktivitasnya Jaket segera diraih dan setengah berlari ia pun segera pulang.
Di sepanjang perjalanan Feri masih terbayang wajah wajah bocah kecil yang berlompatan dari mesin ke mesin , dan yang lebih mengejuutkan ketika ia meli
hat dengan jelas sosok yang tak pernah di kenal tiba tiba muncul di atas tangga
Sosok besar dan hitam tubuh berbulu ,mata bulat dengan senyum kecut serta jari tangan yang berkuku panjang seolah hendak menggapai tubuhnya.
Sampai dirumahpun Feri masih terbayang apa yang telah ia saksikan tadi, hingga menjelang tengah malam belum juga bisa tidur dan akhirnya mengham
piri Herman yang dedang duduk di teras menghabiskan rokoknya.
Dengan serta merta Feri bercerita dan sesekali Feri menengok ke kanan seolah
olah masih ada mahluk yang mengikutinya. Sambil menghembuskan asap rokok yang dibuat panjang , Herman mulai bertanya ; "Apa betul kamu melihatnya ?
"benar aku melihatnya " sahut Feri dengan sunguh sungguh.
Herman hanya manggut mnggut seolah olah membenarkan apa yang Feri ceri
takan .
Memang sebelumnya ada saja yang b ercerita tentang hal yang sama seperti yang Feri alami. Tapi cerita itu tak pernah meluas ,dan putus di pendengaran saja.
Tak lama kemudian Herman pun mulai berpikir dan menerka nerka dan meng
hubungkan pada masa lalu ketika mereka masih baru sebagai pegawai pada
perusahaan tersebut.
Herman masih ingat sekali peristiwa demi peristiwa yang pernah terjadi disitu.
Dari sebelum berdirinya perusahaan tersebut ,profesi sebagai seorang Dokter
yang juga membuka praktek di rumah , namun lambat laun praktek tak lagi di tekuni apalagi setelah perusahaan kian meningkat dan maju pesat.
Dan Herman masih sangat ingat ketika seorang pembantu rumah tangga ber
cerita tentang kejadian saat itu. Seorang pembantu yang hamil di luar nikah kemudian saat melhirkan pun harus kehilangan seorang bayinya.
Bayi yang tanpa dosa harus rela mati demi menutupi aib keluarga. Keluarga yang cukup terhormat , keluarga seorang Dokter.
Tanpa tedeng aling aling alias blak blakan semua kejadian diceritakan pada Herman yang memang tergolong dekat dengan pembantu nya. Dan pada tahun berikutnya pun peristiwa seperti ini teerjadi lagi ,meski dengan pembantu yang lain . Maklum semenjak kejadian itu telah ganti pula pembantunya,dan yang lebih mengherankan , ini sampai terulang lebih dari satu kali.
Tetapi bayi bayi malang tersebut tak seorang pun yang tahu dimana di kubur.
Yang pasti sebagai ibu yang melahirkannya pun tak pernah tahu dimana berada
Herman tersentak kaget ketika Feri tiba tiba bertanya " kau pernah melihat ? "
Herman cuma menggeleng dan kemudian menarik nafas panjang dan melepas .
Feri pun bertanya lagi " terus rekan rekan yang lain pernah melihatnya ? "
" Wah kalau yang lain aku tak tahu, " jawab Herman dengan singkat.
Padahal Herman pun sering mendengar dari yang lain cuma, wujud penampa - kannya yang berbeda .
Karena masih penasaran Feripun terus menghujani dengan berbagai pertanya- an yang terkadang dijawab kadang tidak karena bagi Herman ini ssebuah misteri , yang belum tentu kebenarannya.
Hanya sebagian yang di ceritakan pada Feri dan tak mungkin semua dibeber
kan dengan jelas karena itu sebuah aib .
Herman cuma berulang kali mengatakan mungkin ! itu hanya mungkin .
Padahal setelah Feri pulang , kegelisahan Herman makin menjadi jadi .Takut kalau nanti di suatu saat Feri akan membeberkan cerita ini . Cerita tentang Kebejadan seorang Dokteer yang kini menjadi pimpinan Perusahaan.

Kini yang ada di benak Herman bahwa Mungkin yang menampakan diri pada waktu itu adalah Bayi bayi yang pernah dibunuh pada waktu lahir.
Kalau memang perkiraan Herman itu benar , berarti bayi bayi yang seharusnya saat ini tumbuh seusia anak anak umur 6 atau 7 tahun kini sedang bermain dan
mencari cari Ayah nya ,yang semestinya menyayanginya.

Makadari itu mereka senang bermain tak jauh dari tempat tinggal Ayahnya.

Lalu yang tampak tinggi besar dan hitam itu siapa ? tanya Herman dalam hati.
" Akh bodo amat, siapapun dia Kenapa harus aku pikirin ! "

Keesokan harinya HERMAN DAN KAWAN KAWAN TETAP BEKERJA SEPERTI BIASA TAK ADA YANG BERUBAH dan semua berjalan dengan baik dan lancar.